Baliku Yang Indah | Mantra Ilmu Leak
Mantra merupakan sebuah kata yang sangat sakral dan religus, diucapkan oleh banyak orang terutama yang meyakini mantra tersebut. Mantra-mantra suci merupakan mantra yang hanya diperuntukan bagi mereka yang mendapat wewenang mengucapkanya, bahkan dihormati para pengikutnya. Tidak sembarang orang dapat mengucapkan mantra suci tersebut, karena perlu proses untuk mengucapkanya, jika tidak mantra tersebut dapat membalik menyerang atau
menyakiti orang tersebut. Bagi masyarakat Indonesia memiliki berbagai kebudayaan unik dan menarik yang dapat mendatangkan kekuatan gaib ke dalam dunia, maupun dalam diri seseorang. Proses pemanggilan kekuatan gaib tersebut, pastilah mengucapkan mantra-mantra atau istilah lainya jampi-jampi.
Begitu pula bagi umat Hindu memiliki banyak mantra pada setiap ritual keagamaanya dan mantra tersebut terdapat dalam kitab sucinya yaitu weda. Mantra ini dapat dibedakan menjadi mantra keseharian dan mantra sewaktu-waktu, tergantung situasi dan kondisi. Mantra menurut agama Hindu berasal dari kata man dan tra. Artinya adalah pengendalian pikiran atau pemusatan pikiran. Jika seseorang bermantra dengan pikiran ditujukan terhadap sebuah objek, maka mantra tersebut akan hidup, begitu pula sebaliknya, sehingga orang yang mengucapkan mantra harus memiliki pikiran yang fokus.
Masyarakat Hindu khususnya di Bali, mengucapkan mantra dapat berupa weda maupun bahasa sehari-hari, sebab inti dari pengucapan sebuah mantra adalah fokusnya pikiran, meskipun pengucapan mantranya sampai membuat orang gembira, tapi tidak diimbangi dengan fokusnya pikiran, maka tak akan ada gunanya mantra tersebut.
Mantra dan pikiran merupakan satu kesatuan yang wajib dipelajari dan dilatih oleh para penekun kediatmikan, sebab kedua hal tersebut ibarat korek api dan pematiknya, jika korek tersebut tidak dipatik, maka tak akan mengeluarkan api begitu pula sebaliknya.
Seseorang yang ingin menyakiti orang lain atau ingin memberikan pengasih-asih pada seseorang, maka hal yang dilakukan adalah membayangkan wajahnya sampai jelas dan pengucapan mantra-mantra, sehingga orang yang dituju menjadi tergila-gila dengan orang yang mengirim mantra tersebut, apabila seseorang mulai berpikir tentang sesuatu kemudian diucapkan dengan kata-kata sebenarnya mereka telah bermantra.
inilah kekuatan pikiran didalam mantra, begitu pula dengan mantra-mantra terdapat dalam ilmu Leak mantra-mantra dipergunakan hampir sama dengan mantra yang sering diucapkan para rohaniawan, mantra ilmu leak menyebutkan beberapa istilah-istilah dalam Hindu terutama Dewa dan butha, serta paling terpenting adalah kesiapan diri seseorang untuk mempelajari ilmu leak ini.
Kesiapan diri tersebut termuat dalam Tutur Pangiwa, sebagai berikut:
1b. Aji Pangleakan utawi pangiwa, ong awigenam astu. Iki pinaka dasaring pangiwa, yan sira mahyun manggelaraken pangiwa, iki maka pangawit gelaraken ring sarira, iki pasiwyan pangiwa, nga., salwiring pangiwa, wenang iki regepakena rumuhun, iki maka pasiwanya, phalanya sidha kahidep denta, wetu ikang sariranta, kadi iki regepang: Bhutane di sarira mwah dewane di sarira, ne rumaksa ring sariranta, dewa ring jero, bhuta ring jaba
Terjemahannya:
Aji Pangleakan atau pangiwa, Ong Awigenam astu, ini adalah dasar dari pangiwa, apabila seseorang berkeinginan mempelajari pangiwa, ini semua diawali dari dalam diri. Ini adalah Pasiwyan Pangiwa namanya, semua pangiwa perlu dipikirkan terlebih dahulu, setelah dipersiapkan dalam diri maka yang akan dipejari nantinya adalah tentang bhuta dan Dewa yang terdapat dalam diri manusia, dimana Dewa di dalam dan butha di luar.
Mantra- mantra ilmu leak, memiliki ciri-ciri khusus, yaitu hampir semuanya menyebutkan istilah-istilah tentang kemarahan, keangkuhan, kesombongan, ingin menguasai, paling hebat, paling kuasa dan semuanya bersifat keakuan atau ego yang sangat tinggi, bahkan Dewa pun diperintahkan untuk menyembah. Jadi ilmu leak ini merupakan pembangkitan kekuatan dalam tubuh seseorang, sehingga menjadi lebih percaya diri dan memotivasi seseorang untuk membangkitkan kekuatan diri dalam tubuh manusia.
Ciri-ciri tersebut, memang benar adanya, sebab kekuatan dalam diri yang ada dalam mantra- mantra ilmu leak, sebenarnya motivasi dalam diri untuk kebangkitan rasa superior dalam diri yang dibentuk ego manusianya.
Hal yang menggambarkan keegoan tersebut terbuat dalam Ilmu Pengiwa Cambra Berag:
Iti Pangiwa Cambra Berag, sa., kasa ne genten surat kadi iki rajahanya ring sor. Mantra ngalekasang, ma: Ong yang nini mala, tan sang angungkuli I Cambra Berag megulung kurung, tumurun ring Indraprasta, amungkah sakwehing guna kawisesan,muwah kasaktyan. Yang Nini Saraswati pangaris wong angleak, apan aku angaji ing leyak, Ah3x, wetu kawisesan, mlesat aku i cambra berag ring akasa, sumurup ring kuranta bolong, ring tengahing Sang Hyang Surya, apan aku I Cambra Berag amurtining lewih ring Sang Hyang Surya, mangendih gunankune ring tengahing Sang Hyang Surya, sing tumoning kasaktyaning hulun padha sinunglap, tuminghalin awak sariranning hulun,AH3X, tuhun aku ka mrecapada, anuwut aku rante mas, tumurun ka mrecapada angepang-ngepang, I Cembra Berag magelung kurung, apan I Cambra Berag lewehing kasaktyane ring mercapada, tan hana waniya, apan aku saktining lewih pangleakane, sing teka pada anembah ring awah sariranku. Mijil I Leyak Putih ring wetan, I Siwagandhu angadakang I Leyak Putih ne ring aku, mijil I Leayak abang ring kidul, I Calonarang angadakang I Leyak Barak nembah ring aku, mijil Leyak Kuning saking Kulon, sang paripurna angadakang I Leyak Kuning, nembah ring aku, mijil I Leyak ireng saka lor, sang nagalomba angadakang I Leyak Ireng, pada nembah ring aku, AH3X, angadeg aku I Cambra Berag megelung kurung, sing kadleng pada nembah sakwehing mabayu tan kawasa angucap-ucap awak sarirankune, apan aku sakti, tan hana weni ring aku, sing teka pada nembah, sing teka pada dungkul, AH3X,ANG UNG MANG
Ajaran I Cambra Berag merupakan ajaran pangiwa dalam ilmu leak, mantra dalam ajaran tersebut menunjukan kesombongan dan keangkuhan, dibuktikan dengan penyebutan kata aku, kata aku menunjukan ego, seperti kutipan baris akhir mantra di atas,” apan aku sakti, tan hana weni ring aku, sing teka pada nembah, sing teka pada dungkul” (karena aku adalah paling sakti, tidak ada yang berani dengan aku, semuanya menyembah kepada aku dan semuanya tunduk pada aku)
Kekuatan mantra ilmu leak hampir semuanya berisikan tentang pengider-ider, atau arah mata angin. Hal ini dilakukan agar kekuatan alam semesta dari berbagai penjuru dengan kekuatan berbeda-beda dapat merasuk dalam diri seseorang tersebut, sehingga akan menambah magis atau kegaiban yang memicu seseorang mencapai kesidhian.
Kutipan Mantra Ilmu Leak Tentang Pengider-Ider:
Iki I Panca butha, nga. Yan dijaba mawak dhengen, mwah kadi iki, Sanghyang Iswara jumeneng ring papusuha, kairing dening butha putih -/- Sang Hyang Brahma jumeneng ring hati ingiring de butha /2a/bang, Sanghyang Mahadewa jumeneng ring ungsilan, kahiring dening butha jenar, Sanghyang Wisnu jumneng ring nail, hati, ampru, kahiring de Bhuta ireng. Sanhhyang Siwa jumeneng ring unduh-unduhaning hati, ingiring dening I Butha mancawarna, genahnya ring undhuh-undhuhaning hati. Telas mangkana dening pangeregepang (aji pangiwa).
Berdasarkan hal tersebut di atas mantra- mantra ilmu leak bali memakai mantra-mantra Hindu dengan penyebutan beberapa ajaran-ajaran yang memang diajarakan dalam teologi lokal masyarakat Bali oleh leluhur masyarakat Bali, contohnya pengider-ider, dewa-dewa, aksara suci dan lain sebagainya.
Sumber : umaseh
No comments:
Post a Comment
Silahkan berikan komentar, kritik atau saran anda