Baliku Yang Indah | Krama Bali mungkin ada baiknya tahu sedikit tentang siapa sosok yang satu ini, karena Wisnu Bawa Tenaya adalah putra asal Bali kedua yang menduduki jabatan Pangdam IX/Udayana setelah Kolonel (Anumerta) I Gusti Ngurah Rai. Berhasil menduduki jabatan Pangdam, tentu bukan orang biasa.
Dalam acara antar dan sambut pangdam di Aula Makodam IX/Udayana, Pertengahan Juli 2012, Wisnu Bawa Tenaya memperkenalkan dirinya:
“Saya anak purnawirawan polisi. Ibu saya dulu jualan be (ikan) pindang di Pasar Kreneng.”
Biodata Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya
- Nama: Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya
- Tempat Lahir: Banjar Munggu, Desa Gulingan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali.
- Pendidikan: SMA Swastiastu (sekarang SMA St. Yoseph) Denpasar, Akademi Militer di Magelang lulus 1981.
- Jabatan: Danrem 121 Pontianak di Kalbar, Irjen Kostrad di Jakarta, Wadanjen Kopassus di Cijantung (pangkat Brigjend), Kasdam IV Mulawarman di Kalbar, Komandan Puspenif di Bandung, Komandan Jenderal Kopassus, Pangdam IX/Udayana.
- Istri: Cok Oka Istri Darmawati (dari Puri Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali)
- Anak-Anak: Wicitra Wira Swadidaya dan Wiwik Wike Widiari
Memegang Dua Jabatan Militer Prestisius
Saat dilantik sebagai Pangdam IX/Udayana pada tanggal 15 Juni 2012, jenderal bintang dua asal Banjar Munggu, Desa Gulingan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung ini juga memangku jabatan Komandan Jenderal di pasukan elite baret merah Kopassus.
Jabatan Danjend Kopassus baru diserahterimakan kepada pejabat berikutnya pada 25 Juli 2012.
Jualan Be Pindang Di Pasar Kreneng, Denpasar
Wisnu Bawa lahir dari keluarga sederhana dari Desa Gulingan, Mengwi. Ayahnya, Mayor (Purn) I Made Dana (80) terakhir bertugas di Polda Bali. Ibu kandung Wisnu Bawa Tenaya, Ni Made Nyableg (78), berasal dari banjar adat tetangga ayahnya.
Dari perkawinan Made Dana dan Made Nyableg lahir lima buah hati. Anak sulung, Wisnu Bawa Temaja, kini menjabat Irwilkab Kabupaten Badung. Wisnu Bawa Tenaya lahir sebagai anak kedua. Putra ketiga, Wisnu Bawa Tanumejaya, sekarang menjadi pengusaha di Jakarta. Dosen STP Bali Dr. Wisnu Bawa Tarunajaya, S.E., M.M. merupakan anak keempat. Putri bontot, Helinawati, saat ini menduduki posisi sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Badung.
Banyak kenangan manis masa muda di Bali yang masih terekam dalam benak Wisnu Bawa Tenaya, putra kedua pasutri Made Dana dan Made Nyableg ini. Ada salah satu kenangan yang diungkapkan sebelum ia menjadi tentara. Dulu dirinya dan kakak sulungnya, Wisnu Bawa Temaja, ikut ibu kandung mereka berdagang ikan pindang di Pasar Kreneng, Denpasar. Hal itu dialami setelah ayah Bawa tenaya memboyong istri dan anaknya ke Denpasar.
Mereka bertempat tinggal di Jalan Nangka. Penghasilan Made Dana sebagai polisi saat itu tak cukup untuk membiayai semua keperluan keluarganya. Ketika diwawancari Tokoh, Wisnu Tarunajaya (adik Wisnu Bawa Tenaya) mengatakan:
“Ibu kami lalu jualan be pindang di Pasar Kreneng.”
Ketika memasuki SMP, Wisnu Bawa Tenaya dan kakaknya Wisnu Bawa Temaja bertugas ikut ibunya berjualan be pindang di pasar tradisional tersebut. Tiap pagi, pukul 04.00, keduanya sudah harus terjaga dari tidur lelap. Wisnu Tarunajaya menceritakan:
“Saat anak-anak lain masih tidur nyenyak, kedua kakak saya ini [Wisnu Bawa Tenaya dan Wisnu Bawa Temaja] sudah bangun. Mereka naik sepeda dayung membawa masing-masing empat kaleng berisi ikan pindang ke pasar.”
Habis mengantar be pindang untuk dijual sang ibu, kakak beradik ini kembali ke rumah. Ibunya pulang berdagang sekitar pukul 15.00. Biasanya Wisnu Bawa Tenaya kakak dan 3 adiknya sudah menanti kedatangan sang ibu di teras rumah.
“Ibu biasanya membawa oleh-oleh untuk anak-anaknya. Kami sudah tahu kebiasaan Ibu seperti itu. Makanya, tiap Ibu akan tiba di rumah, kami sudah siap-siap berebutan menyambutnya di halaman rumah.”
Masuk Akademi Militer di Magelang
Disiplin ditegakkan Made Dana di rumahnya. Jika ada kegiatan di luar rumah, anak-anak harus melaporkan ke orangtua mereka. Wisnu Taruna Jaya menuturkan:
“Begitu juga jika menginap di rumah keluarga. Orang tua harus diberi tahu. Kami selalu patuh pada aturan disiplin waktu yang diterapkan Ayah. Sebagai polisi, beliau punya wibawa di keluarga. Makanya, kami segan berbuat macam-macam. Padahal, jika anaknya salah, Ayah tak pernah main pukul.”
Meski demikian, Wisnu Bawa Tenaya dan saudara-saudaranya tidak hanya diajari menjadi anak rumahan. Mereka juga didorong bergaul dengan lingkungan sosialnya. Seperti dituturkan Wisnu Tarunajaya:
“Jika malam Minggu, biasanya kami berlima kumpul-kumpul di teras rumah. Ayah biasanya menghampiri, lalu memberi sangu. Kami disuruh bergaul ke luar rumah. Ada yang disuruh ke banjar, ke komunitas karang taruna, dan kelompok remaja lain. Kami baru sadar belakangan, ini cara ayah kami mendidik kami belajar berorganisasi. Buktinya, kami semua pernah menjadi aktivis organisasi semasa kuliah maupun saat bekerja.”
Saat tamat SMA Swastiastu Denpasar (sekarang SMA St. Yoseph), Wisnu Bawa Tenaya, memilih ikut mimpi ayahnya dan lolos tes pendidikan Akademi Militer di Magelang. Tamat pendidikan perwira tahun 1981.
Karir Militer Wisnu Bawa Tenaya Mulus
Karier perwira tinggi TNI ini terbilang berjalan mulus, hingga menduduki berbagai jabatan strategis di militer.
Sebelum menjabat Danjen Kopasus dan Pangdam, jenderal yang gemar membaca ini pernah menduduki posisi Danrem 121 Pontianak di Kalbar. Dia lalu naik jabatan sebagai Irjen Kostrad di Jakarta.
Jabatan berikutnya, Wadanjen Kopassus di Cijantung dengan pangkat Brigadir Jenderal. Wisnu lalu dipromosikan menjadi Kasdam IV Mulawarman di Kalbar. Dari sini, dia menjabat Komandan Puspenif di Bandung. Poisisi Danjen Kopassus kemudian dipikulnya hingga diserahterimakan kepada Mayjen TNI Agus Sutomo di Mabes Angkatan Darat pada 25 Juli tahun lalu.
Saat ini, Mayjend TNI Wisnu Bawa Tenaya menjabat sebagai orang nomor satu di Kodam IX/Udayana yang wilayah kerjanya meliputi provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Diluar tugasnya mengabdi pada negara, Wisnu Bawa Tenaya adalah seorang ayah dari dua anak, Wicitra Wira Swadidaya dan Wiwik Wike Widiari, dan suami seorang putri bangsawan dari Puri Ubud, Kabupaten Gianyar, Cok Oka Istri Darmawati.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berikan komentar, kritik atau saran anda