Baliku Yang Indah | Desti Teluh Nerangjana Istilah Dalam Leak Bali

Kesalahpahaman Berabad-Abad Tentang Leak Bali
Anggapan seperti ini terus terjadi secara turun temurun dan seakan sudah mendarah daging dimasyarakat.
Leak jadi kambing hitam !!!
ini menjadi subur juga karena banyaknya mitologi-mitologi , tutur-tutur yang mendiskriditkan Leak. Seperti mitologi/cerita Ki Balian Batur, Calon Arang, Tanting Mas, Dukuh Suladri dan lain-lain.
Sifat Ilmu Leak
Sifat yang menonjol dari penekun Leak adalah “rahasia” . kerahasian inilah menjadi ciri khas dari penekun Leak Bali. Dan karena sifat inipula lahh seakan Leak tidak bisa membela diri dari berbagai macam prasangka, duduhan, pelecehan, rekayasa balian, dan sebagainya yang merugikan dan merusak nama Ilmu Leak. Karena kerahasiaan pula jarang orang yang mau mengakui menguasai Ilmu Leak dan jarang pula ada perguruan Leak secara terbuka.
Perkembangan Saktiisme di Bali juga menjurus dua aliran mistik yaitu “PENGIWE & PENENGEN”. Dari Penengen muncullah pengetahuan tentang “KEWISESAN” dan “PRAGOLAN” yang berhubungan dengan mantra.
Pengiwa berasal dari sistem “Niwerti” dalam doktrin Bhairawa,
penengen berasal dari sistem “Prawerti” dalam doktrin Bhairawa.
dalam perjalanan, Leak Bali semakin berkembang hingga bermunculan istilah Desti Teluh Nerangjana Leak Bali serta istilah lainnya yang terkait dengan Ilmu Leak Bali, diantaranya:
“Desti”
merupakan kemampuan untuk menyakiti orang lain agar jatuh sakit melalui media, media berupa rambut, kuku, tanah, pakaian, perhiasan dan benda milik target
“Teluh / Aneluh”
merupakan sejenis guna – guna. sosok mahluk mirip manusia dengan berbagai bentuk yang menakutkan yang akan menyerang sasaran yang dituju sesuai dengan yang ditakuti sasarannya.
“Trangjana / Nerangjana”
atau anerangjana, merupakansosok lawat atau bayangan mahluk berwujud manusia. ini merupakan kemampuan melihat jarak jauh dan membakar/membunuh hanya dengan melihat.
“Wegig / Ugig”
merupakan istilah dari niat serta perbuatan licik dan jahat.
“Pengasren”
(semacam pelet), yakni sarana magis agar orang yang bersangkutan menjadi kelihatan selalu cantik dan tampan, awet muda dan mempunyai daya pikat yang tinggi. Dengan sarana tersebut orang akan mudah dapat memikat lawan jenis yang dikehendakinya.
“Pengeger”
(semacam penglaris) yang dapat menyebabkan si pemakai menjadi laris dalam berdagang atau berusaha, dengan harapan si pemakai menjadi semakin kaya.
“Pengasih-Asih”
yakni sarana yang dapat membuat orang menjadi jatuh cinta kepada orang yang menggunakan sarana tersebut. Atau dapat pula disebut dengan sarana guna-guna. Seperti misalnya : guna lilit, guna jaran guyang, guna tuntung tangis, dan lain-lain macamnya.
“Penangkeb”
yakni sarana gaib atau mistis agar orang lain atau orang banyak menjadi tunduk. Dengan demikian orang tersebut dapat mengendalikan, mengarahkan, menguasai, atau menyetir orang lain atau orang banyak sesuai dengan keinginannya. Orang yang telah terkena ilmu penangkeb tak ubahnya seperti kerbau yang dicocok hidungnya, sehingga akan menjadi penurut sesuai perintah atau keinginan dari orang yang mengenakan ilmu penangkeb.
“Pepasangan”
yakni sarana yang ditanam pada tempat tertentu oleh orang yang bisa melakukan pengiwa. Tujuannya adalah untuk mengenai korbannya sesuai dengan yang diingini si pemasang. Dapat berupa sarana tulang manusia yang dibungkus, atau berupa bubuk tulang yang ditaburkan pada pekarangan rumah orang yang akan dijadikan korban. Dengan adanya pepasangan itu menjadikan situasi rumah tersebut menjadi agak lain, agak seram, penghuninya sakit-sakitan, sering cekcok, dan lain-lain.
“Sesawangan”
yakni kemampuan seseorang yang mempraktekkan ilmu pengiwa hanya dengan membayangkan wajah atau hanya nama dari calon korban. Sesawangan juga disebut dengan umik-umikan atau acep-acepan atau doa-doa. Dengan kemampuan ini seseorang yang melaksanakannya dapat mencapai korbannya, walaupun dia bersembunyi di balik dinding beton yang tebal dan kuat. Adanya ilmu ini makanya sering kita mendengar kalimat seperti berikut : “walaupun engkau berlindung di dalam gedong batu yang terkunci rapat, aku akan dapat mencapaimu”. Mungkin ilmu sesawanganlah yang digunakan orang tersebut.
“Ilmu Cetik”
(racun) merupakan cara meracun orang atau korban. Ada cetik sekala dan ada cetik niskala. Cetik sekala diartikan bahwa meracun dengan menggunakan sarana tertentu yang tampak nyata, seperti cetik gringsing, cetik cadang galeng, cetik kerikan gangsa, dan lain-lain. Kemudian cetik niskala adalah meracun korban atau orang dengan sarana yang tidak kelihatan. Cetik ini hanya mampu dilakukan oleh orang yang memiliki ilmu Leak yang sudah tinggi. Hanya dengan memandangi makanan atau minuman saja, maka korbannya akan menjadi sakit seperti yang dikehendaki. Jadi boleh dibilang cetik ini tanpa memerlukan sarana, karena tidak kelihatan.
Demikian sekilas mengenai Desti, Teluh, Nerangjana serta istilah – istilah dalam Leak Bali. Salam rahayu.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berikan komentar, kritik atau saran anda